MACAM-MACAM SHOLAT SUNNAH DAN KEUTAMAANNYA
Shalat sunnah ialah sholat yang
tidak wajib dilakukan oleh setiap muslim tapi sunnah (berpahala) jika
dilakukannya. Sesuatu yang sunnah akan lebih baik jika dilaksanakan karena bisa
menyempurnakan kekurangan ibadah kita.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا
يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ
يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى
صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ
تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى
مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى
فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”
Shalat sunah terbagi atas 2 bagian
A- Shalat sunah rawatib
Sholat sunnah rawatib: ialah sholat sunnah yang dilakukan sebelum dan sesudah shalat fardhu (shalat lima waktu).
B. Shalat sunah bukan rawatib
Sholat sunnah bukan rawatib: ialah sholat sunah yang mempunyai waktu-waktu tersendiri, sebab-sebab tersendiri dan tidak ada hubungannya dengan sholat fardhu (shalatlimawaktu).
A. Shalat sunah rawatib
Ia dibagi 2 bagian:
1. Shalat sunah rawatib mu’akkadah
Muakkadah: yaitu sholat sunah yang selalu dilakukan oleh Nabi saw. Sholat ini jumlahnya ada 10 raka’at
• Dua raka’at sebelum shalat Dhuhur
• Dua raka’at setelah shalat Dhuhur
• Dua raka’at setelah shalat Maghrib
• Dua raka’at setelah shalat Isya’
• Dua raka’at sebelum shalat shubuh
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: “Aku shalat bersama Rasulallah saw dua raka’at sebelum shalat dzuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau.” Kemudian ia berkata: “saudaraku Hafsha pernah meriwayatkan bahwa Rasulallah saw shalat dua raka’at ringan ketika terbit fajar (sebelum shalat subuh).” (HR Bukhari Muslim)
2. Shalat sunah rawatib bukan mu’akkadah
Bukan Mu’akkadah: yaitu shalat sunnah yang kadang kadang ditinggalkan atau tidak dilakukan oleh Nabi saw. Shalat ini jumlahnya ada 12 raka’at, yaitu:
• Dua raka’at sebelum sholat dzuhur
• Dua raka’at sesudah shalat dzuhur
• Empat raka’at sebelum sholat Ashar
• Dua raka’at sebelum sholat Maghrib
• Dua raka’at sebelum sholat Isya’
Dari Umu Habibah ra, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari api Neraka.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)
Dari Ali r.a. ia berkata, “Nabi saw biasa shalat empat raka’at sebelum ashar, beliau membaginya menjadi dua dengan ucapan salam kepada para malaikat yang selalu dekat dengan Allah dan kepada orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan kaum muslimin dan mukminin.” (HR Hasan Tirmidzi).
Dari Abdullah bin Mughaffal ra, Rasulallah saw bersabda: “Shalatlah kalian sebelum Maghrib (beliau mengulangnya tiga kali). Diakhirnya beliau bersabda: Bagi siapa saja yang mau melaksankannya. Beliau takut hal tersebut dijadikan oleh orang-orang sebagai sunnah. (HR Bukhori)
Dari Abdullah bin Mughaffal ra ia berkata: Nabi saw bersabda: “Diantara adzan dan iqomah ada sholat, diantara adzan dan iqomah ada sholat (kemudian ketiga kalinya beliau berkata:) bagi siapa yang mau” (HR Bukhari Muslim)
B. Shalat Sunnah Bukan Rawatib
Shalat ini terbagi atas 2 bagian:
1. Sholat sunnah bukan rawatib yang tidak dilakukan berjama’ah
• Shalat Witir (Shalat Ganjil)
• Shalat Dhuha
• Shalat Tahiyatul Masjid
• Shalat Setelah Wudhu’
• Shalat Istikharah
• Shalat tahajjud
• Shalat tasbih
• Shalat Awwabin
• Shalat hajat
• Shalat sunnah ihram
• Shalat setelah tawaf
2. Shalat Sunah Bukan Rawatib Yang Dilakukan Secara Berjama’ah
• Sholat Tarawih
• Sholat Hari Raya (Iedul Fitri & Iedul Adha)
• Sholat Gerhana
• Shalat Istisqa’ (Minta Hujan)
Shalat
sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu. Shalat
sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah.
Sedangkan sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah ba’diyah.
Di
antara tujuan disyari’atkannya shalat sunnah qobliyah adalah agar jiwa memiliki
persiapan sebelum melaksanakan shalat wajib. Perlu dipersiapkan seperti ini
karena sebelumnya jiwa telah disibukkan dengan berbagai urusan dunia. Agar jiwa
tidak lalai dan siap, maka ada shalat sunnah qobliyah lebih dulu.
Sedangkan
shalat sunnah ba’diyah dilaksanakan untuk menutup beberapa kekurangan dalam
shalat wajib yang baru dilakukan. Karena pasti ada kekurangan di sana-sini
ketika melakukannya.
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
Pertama: Shalat adalah sebaik-baik amalan
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاعْلَمُوا أَنَّ
خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ
“Ketahuilah,
sebaik-baik amalan bagi kalian adalah shalat
Kedua: Akan meninggikan derajat di surga karena banyaknya shalat
tathowwu’ (shalat sunnah) yang dilakukan
Tsauban
–bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah ditanyakan
mengenai amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga atau amalan yang paling
dicintai oleh Allah. Kemudian Tsauban mengatakan bahwa beliau pernah menanyakan
hal tersebut pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau
menjawab,
عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ
تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً
إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ
بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ
عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
“Hendaklah
engkau memperbanyak sujud kepada Allah karena tidaklah engkau bersujud pada
Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan
menghapuskan satu kesalahanmu. Ini baru sekali sujud. Lantas bagaimanakah
dengan banyak sujud atau banyak shalat yang dilakukan?!
Ketiga: Menutup kekurangan dalam shalat wajib
Seseorang
dalam shalat lima waktunya seringkali mendapatkan kekurangan di sana-sini
sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ الرَّجُلَ
لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ
لَهُ إِلاَّ عُشْرُ
صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا
سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا
رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
“Sesungguhnya
seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh,
sepersembilan,seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat,
sepertiga, separuh dari shalatnya.
Untuk
menutup kekurangan ini, disyari’atkanlah shalat sunnah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ
مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ
بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ
قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا
جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ
وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا
فِى صَلاَةِ عَبْدِى
أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا
فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً
كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً
وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ
مِنْهَا شَيْئًا قَالَ
انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى
مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ
كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ
قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى
فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ
ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ
عَلَى ذَاكُمْ
“Sesungguhnya
amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari
amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada
malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada
shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya
sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya
terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki
amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah
pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian
amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.
Keempat: Rutin mengerjakan shalat rawatib 12 raka’at dalam sehari
akan dibangunkan rumah di surga.
Dari
Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Rasulullah shallalahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
« مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa
mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena
sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.”
Coba
kita lihat, bagaimana keadaan para periwayat hadits ini ketika mendengar hadits
tersebut. Di antara periwayat hadits di atas adalah An Nu’man bin Salim, ‘Amr
bin Aws, ‘Ambasah bin Abi Sufyan dan Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam- yang mendengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
secara langsung.
Ummu
Habibah mengatakan, Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas
raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut langsung dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ”
‘Ambasah
mengatakan,“Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam
sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah.”
‘Amr
bin Aws mengatakan,“Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas
raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Ambasah.”
An
Nu’man bin Salim mengatakan,“Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua
belas raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Amr bin
Aws.
Yang
dimaksudkan dengan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari dijelaskan
dalam riwayat At Tirmidzi, dari ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ ثَابَرَ
عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ
رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ
بَنَى اللَّهُ لَهُ
بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ
الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
الْفَجْرِ
“Barangsiapa
merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan
membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah
empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah
maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.
Hadits
di atas menunjukkan dianjurkannya merutinkan shalat sunnah rawatib sebanyak 12
raka’at setiap harinya.
Dua
belas raka’at rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah: [1] empat raka’at sebelum
Zhuhur, [2] dua raka’at sesudah Zhuhur, [3] dua raka’at sesudah Maghrib, [4]
dua raka’at sesudah ‘Isya’, [5] dua raka’at sebelum Shubuh.
Shalat Qobliyah Shubuh Jangan Sampai Ditinggalkan
Shalat
sunnah qobliyah shubuh atau shalat sunnah fajr memiliki keutamaan sangat luar
biasa. Di antaranya disebutkan dalam hadits ‘Aisyah,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا
وَمَا فِيهَا
“Dua
raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat melakukan shalat ini,
sampai-sampai ketika safar pun beliau terus merutinkannya.
‘Aisyah
mengatakan,
لَمْ يَكُنِ
النَّبِىُّ - صلى الله
عليه وسلم - عَلَى
شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ
أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا
عَلَى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah memiliki perhatian yang luar biasa untuk
shalat sunnah selain shalat sunnah fajar.
Ibnul
Qayyim mengatakan,“Termasuk di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika bersafar adalah mengqoshor shalat fardhu dan beliau tidak
mengerjakan shalat sunnah rawatib qobliyah dan ba’diyah. Yang biasa beliau
tetap lakukan adalah mengerjakan shalat sunnah witir dan shalat sunnah qabliyah
shubuh. Beliau tidak pernah meninggalkan kedua shalat ini baik ketika bermukim
dan ketika bersafar.
Niat
Sholat Rawatib
Shalat
Rawatib. Adalah
shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :
a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’. Niatnya:
a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’. Niatnya:
‘Ushalli sunnatadh
Dzuhri* rak’ataini Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya: ‘aku
niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah’
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
b.
Ba’diyyah, adalah
shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya :
2
atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah
shalat Isya
atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah
shalat Isya
M88 Casino | Casino in Thakasino
BalasHapusM88 Casino is m88 one of the newest online casinos in the starvegad gambling industry, dafabet and one of the most rewarding and exciting online casinos.